MENGELOLA ADMINISTRASI KAS BANK
A. Menyiapkan
Pengelolaan Administrasi Kas Bank
Kas
adalah aktiva lancar perusahaan yang terdiri dari uang kertas, uang logam, dan
kertas berharga yang mempunyai sifat seperti uang, yaitu dapat diterima sebagai
alat pembayaran atau alat tukar, serta simpanan di bank yang dapat digunakan
sewaktu-waktu.
1. Komposisi
kas
a. Komponen-komponen
yang termasuk ke dalam golongan kas
1) Uang
tunai
2) Uang
simpanan di bank dalam bentuk tabungan atau dalam bentuk giro.
3) Cek
yang diterima dari pihak lain.
4) Cek
perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh suatu bank untuk melayani nasabah
yang melakukan perjalanan jauh.
5) Cek
kasir adalah cek yang dibuat dan ditandatangani oleh suatu bank dan dapat
ditarik melalui bank itu sendiri.
6) Wesel
pos yang sifatnya dapat segera dijadikan uang tunai.
b. Komponen-komponen
yang tidak termasuk ke dalam golongan kas
1) Deposito
berjangka (time deposite) adalah simpanan di bank yang pengambilannya sesuai
dengan jangka waktu, sehingga tidak dapat diambil sewaktu-waktu.
2) Surat
berharga (saham dan obligasi) yang diterbitkan oleh perusahaan lain.
3) Wesel
tagih adalah perintah tertulis tak bersyarat dan penarik kepada pihak tertarik
untuk membayar sejumlah uang tertentu.
4) Cek
mundur merupakan cek yang penggunaannya sesuai dengan jatuh tempo.
5) Perangko.
2. Pengawasan
kas
Kas
merupakan aktiva yang paling mudah dipindahtangankan sehingga memungkinkan
terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kas. Untuk mengamankan kas
diperlukan suatu pengawasan kas secara ketat. Pengawasan terhadap kas dilakukan
melalui pengawasan penerimaan dan pengawasan pengeluaran kas.
a. Cara
pengawasan penerimaan kas
1) Adanya
bagian-bagian terpisah dalam menangani penerimaan kas
2) Setiap
penerimaan kas segera di catat dalam jurnal enerimaan kas dan langsung disetor
ke bank.
3) Setiap
saat diadakan pemeriksan terhadap bagian-bagian yang menangani penerimaan kas.
4) Setiap
hari dibuat laporan penerimaan kas.
b. Cara
pengawasan pengeluaran kas
1) Adanya
bagian-bagian yang terpisah dalam menangani pengeluaran kas.
2) Setiap
pengeluaran kas yang jumlahnya besar sebaiknya memakai cek sedang pengeluaran
yang jumlahnya kecil dibiayai dengan dana kas kecil.
3) Setiap
saat diadakan pemeriksaan bagian-bagian yang menangani pengeluaran kas.
4) Setiap
saat dibuat laporan pengeluaran kas.
c. Pemeriksaan
kas
Pemeriksaan
intern terhadap kas yang dilakukan secara tiba-tiba merupakan bagian dari
sistem pengawasan kas. Pemeriksaan kas dilakukan dengan cara berikut.
1) Mengadakan
verifikasi terhadap catatan-catatan dan cek-cek yang terkait dengan pengelolaan
ke dalam periode tertentu.
2) Mengadakan
pemeriksaan kas secara fisik dengan cara menghitung uang tunai dan surat-surat
mempunyai sifat seperti kas.
3) Bagi
perusahaan yang menyetor semua uang yang diterima ke bank dan semua pengeluaran
menggunakan cek, saldo kas menurut catatan perusahaan harus sama dengan saldo
kas menurut laporan dari bank.
d. Perhitungan
kas
Pemeriksaan
fisik kas dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas pengelolaan
kas. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas dihitung dan
dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilainya.
Saldo
kas dapat dihitung sebagai berikut :
Saldo kas awal periode Rp…………………….
Penerimaan kas dalam satu periode Rp…………………….
+
Rp…………………….
Pengeluaran kas dalam satu periode Rp…………………….
-
Saldo kas akhir periode Rp…………………....
3. Prosedur
Penerimaan Kas Bank
Umumnya
perusahaan yang berskala besar memisahkan antara rekening penerimaan dan
pengeluran kas dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan dan mempermudah
rekonsiliasi tiap bulannya. Ada 2 jenis transaksi penerimaan ka bank, yaitu :
a. Penerimaan
Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan
kas dari penjualan tunai dilakukan melalui cash register yang ditempatkan pada
loket kasir, sehingga terbaca oleh pembeli. Prosedur penerimaan kas yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Setelah
menerima uang dari pembeli, kasir mencatat penerimaan ini ke cash register
secara periodik, kemudian menyerahkan daftar cash register kebagian akuntansi.
2) Setelah
bagian akuntansi menerima rekapitulasi daftar cash register dari kasir,
kemudian melakukan rekonsiliasi antara bukti setor bank dengan rekapitulasi
cash register. Selanjutnya melakukan posting ke rekening buku besar yang
bersangkutan.
3) Bagian
audit memeriksa nomor unit dokumen berdasarkan tembusan faktur penjualan tunai
setelah seluruh dokumen lengkap. Selanjutnya bagian ini membuat rekonsiliasi
faktur penjualan tunai, bukti setor bank serta laporan bank tunai, kemudian
membuat laporan rekonsiliasi bank setiap bulan.
b. Penerimaan
Kas dari Piutang
Prosedur
penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut :
1) Bagian
penagihan menghubungi pelanggan pada saat faktur penjualan jatuh tempo. Setelah
menerima pelunasan piutang, bagian ini menyerahkan uang tunai atau cek ke
bagian kasir. Selanjutnya mem-posting ke buku besar pembantu piutang yang
bersangkutan.
2) Kasir
mencatat ke daftar penerimaan kas, selanjutnya menyetorkan uang ke bank dengan
membuat buku setor bank sebanyak tiga lembar.
3) Bagian
akuntansi mencocokkan bukti setor bank dan bukti bank masuk, selanjutnya
mencatat ke jurnal penerimaan kas, kemudian mem-posting rekapitulasi jurnal
tersebut ke rekening buku besar yang bersangkutan.
4) Setelah
semua dokumen yang berkaitan terkumpul, bagian audit mencocokkan daftar
penerimaan kas, bukti setor bank dengan laporan bank, kemudian membuat laporan
rekosiliasi bank setiap bulan.
4. Prosedur
Pengeluaran Kas Bank
Prosedur
pengeluaran kas bank yang dilakukan setiap bagian adalah sebagai berikut.
a. Bagian
yang meminta kas bank, mengisi cash request form (CRF) dan meminta persetujuan
dari kepala bagiannya. Kemudian menyerahkan CRF ke bagian keuangan.
b. Setelah
bagian keuangan (finance department) menerima cash request form (CRF), memeriksa
dana rekening bank, kemudian meminta persetujuan dari kepala bagain keuangan
(head of finance department) pada lembar CRF. Selanjutnya menyiapkan bukti
penarikan bank.
c. Setelah
menerima bukti penarikan bank, kasir menyiapkan bukti bank keluar sebanyak tiga
lembar.
d. Setelah
mencocokkan bukti bank keluar dan bukti penarikan bank, bagian akuntansi
mencatat pada jurnal bank keluar.
B. Mengidentifikasi
Mutasi Bank
Salah
satu cara pengendalian kas adalah dengan membuka akun bank (bank account).
Artinya pihak perusahaan membuka rekening di bank untuk menyimpan semua
oenerimaan kas. Jadi pada sua perusahaan ada 2 pencatatan kas, yaitu catatan
kas menurut perusahaan dan catatan kas menurut bank.
1. Saldo
awal kas bank
Dalam
membuka rekening bank, perusahaan (nasabah) harus menyetorkan sejumlah uang
minimum yang harus disimpan di rekening sebagai saldo kompensasi (compensating
balance). Masing-masing bank menentukan jumlah kas minimum berbeda-beda yang
harus disimpan perusahaan (nasabah).
2. Bukti
transaksi kas bank
Formulir-formulir
yang digunakan perusahaan dalam melakukan transaksi di bank antrara lain
sebagai berikut.
a. Bukti
penerimaan kas bank
Bank
biasanya telah menyediakan formulir yang digunakan pada saat seseorang menyetor
ke rekening di bank. Formulir ini biasanya disebut dengan bukti setoran. Bukti
ini biasanya rangkap dua, lembar pertama disimpan di bank, sedangkan lembar
kedua untuk bukti penyetor. Pada perusahaan pun telah menyiapkan bukti kas bank
masuk untuk kepentingan pencatatan intern.
b. Bukti
pengeluaran kas bank
Ada
dua bukti pengeluaran kas bank, yaitu bukti kas bank keluar dan cek. Cek
umumnya dipakai untuk setiap pengeluaran yang jumlahnya besar.
c. Formulir
permintaan kas (cash request form)
Bukti
ini digunakan oleh bagian yang meminta pengeluaran kas untuk bagian keuangan.
d. Cek
Cek
merupakan dokumen yang berisi perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada orang atau perusahaan yang tertera di formulir cek tersebut. Dalam cek
terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu pihak yang mendatangani cek, pihak
penerima dan pihak yang harus melakukan pembayaran.
e. Bilyet
giro
Dokumemn
ini merupakan perintah kepada bank untuk pemindahan rekening dari pihak yang
menandatangani (pembuat) kepada rekening penerima. Ketika bilyet giro dicairkan
pada saat jatuh tempo maka rekening nasabah akan didebetkan.
C. Membukukan
Mutasi Kas Bank
1. Dokumen
Mutasi Kas Bank
Mutasi
kas bank dibagi menjadi dua, yaitu dokumen penerimaan kas dan dokumen
pengeluaran kas.
a. Dokumen
penerimaan kas
Dokumen
yang terkait dalam penerimaan kas adalah sebagai berikut.
1) Faktur
(nota) penjualan tunai.
2) Daftar
surat pelunasan piutang dari debitur.
3) Memo
dari bank atas penerimaan piutang melalui transfer.
4) Bukti
setor ke bank, untuk mengecek dana yang disetorkan ke bank.
5) Bukti
penerimaan kas yang dibuat perusahaan.
b. Dokumen
pengeluaran kas
Dokumen
yang terkait dalam pengeluaran kas adalah sebagai berikut.
1) Bukti
pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan.
2) Faktur
(nota) pembelian tunai.
3) Bukti
penerimaan barang.
4) Bukti
pengeluaran kas kecil.
5) Faktur
pembelian kredit, sebagai bukti pendukung pembayaran utang.
2. Pencatatan
Mutasi Kas Bank
Mutasi
kas bank dicatat dalam jurnal penerimaan kas bank untuk penerimaan kas dan
jurnal pengeluaran kas untuk semua jenis transaksi pengeluaran kas. Contoh format penerimaan kas bank dan
pengeluaran kas bank.
Format
jurnal penerimaan kas bank
Nama perusahaan …
Jurnal Penerimaan Kas Bank
Bulan … Tahun …
Tanggal
|
Keterangan
|
No. Bukti Kas Masuk
|
Debet
|
Kredit
|
Setoran ke bank
|
||||
Potongan Penjualan
|
Kas
|
Serba-serbi
|
Piutang dagang
|
Penjualan
|
No. Bukti Setoran
|
Jumlah
|
|||
Format
jurnal pengeluaran kas bank
Nama perusahaan …
Jurnal Pengeluaran Kas Bank
Bulan … Tahun …
Tanggal
|
No. Bukti Kas keluar
|
Dibayarkan Kepada
|
No cek
|
Debet
|
Kredit
|
|||
Utang dagang
|
Pembelian
|
Serba-serbi
|
Potongan pembelian
|
Kas
|
||||
3. Pencatatan
Selisih Kas
Selisih
kas merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut perhitungan
fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku besar
kas pada perusahaan. Terjadinya selisih kas dapat disebabkan karena :
1) Kehilangan
akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat
melakukan pengembalian uang kepada pelanggan.
2) Kesalahan
mencatat yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun
pengeluaran kas yang kemudian baru diketahui adanya selisih setelah dilakukan
pencocokan pada saldo kas perusahaan maupun pada bank. Apabila kas menurut
perhitungan fisik lebih besar dibandingkan menurut perhitungan fisik lebih
kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas disebut selisih kas berkurang
(cash shortage).
D. Menyusun
Rekonsiliasi Bank
Apabila
semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan bank,
maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas
dalam rekening Koran bank. Kadangkala saldo kas menurut catatan perusahaan pada
tanggal tertentu tidak sama dengan saldo kas yang tercatat dalam rekening
Koran. Oleh karena itu, untuk menetapkan saldo kas yang benar, perlu dibuat
rekonsiliasi bank. Berikut merupakan transaksi-transaksi yang menyebabkan
ketidaksamaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas
menurut rkening Koran.
·
Setoran dalam perjalanan (deposit in
transit), merupakan adannya transaksi yang sudah dicatat perusahaan tetapi
belum dicatat oleh bank.
·
Cek dalam peredaran (outstanding check),
adalah cek yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tetapi belum diuangkan oleh
pemegangnya ke bank.
·
Adanya transaksi yang telah dicatat oleh
bank tetapi belu dicatat oleh perusahaan.
·
Adanya kesalahan pencatatan yang baik
dilakukan oleh bank maupun oleh perusahaan.
·
Cek kosong, yaitu cek yang tidak cukup
dana yaitu cek yang ditolak bank karena tidak cukup dana atau dananya tidak ada
(non-sufficient fund).
Bentuk-bentuk
rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut.
a. Rekonsiliasi
saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan kea rah saldo yang sebenarnya.
b. Rekonsiliasi
saldo bank kea rah saldo menurut catatan perusahaan.
c. Rekonsiliasi
bank empat kolom.
Referensi
: Modul Akuntansi 2A
Referensi
: Modul Akuntansi 2A
Referensi
: Modul Akuntansi 2A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar