Blogger templates

Kamis, 24 April 2014

Akuntansi_Mengelola administrasi kas bank




MENGELOLA ADMINISTRASI KAS BANK




A.    Menyiapkan Pengelolaan Administrasi Kas Bank
Kas adalah aktiva lancar perusahaan yang terdiri dari uang kertas, uang logam, dan kertas berharga yang mempunyai sifat seperti uang, yaitu dapat diterima sebagai alat pembayaran atau alat tukar, serta simpanan di bank yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
1.      Komposisi kas
a.       Komponen-komponen yang termasuk ke dalam golongan kas
1)      Uang tunai
2)      Uang simpanan di bank dalam bentuk tabungan atau dalam bentuk giro.
3)      Cek yang diterima dari pihak lain.
4)  Cek perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh suatu bank untuk melayani nasabah yang melakukan perjalanan jauh.
5)      Cek kasir adalah cek yang dibuat dan ditandatangani oleh suatu bank dan dapat ditarik melalui bank itu sendiri.
6)      Wesel pos yang sifatnya dapat segera dijadikan uang tunai.
b.      Komponen-komponen yang tidak termasuk ke dalam golongan kas
1)    Deposito berjangka (time deposite) adalah simpanan di bank yang pengambilannya sesuai dengan jangka waktu, sehingga tidak dapat diambil sewaktu-waktu.
2)      Surat berharga (saham dan obligasi) yang diterbitkan oleh perusahaan lain.
3)   Wesel tagih adalah perintah tertulis tak bersyarat dan penarik kepada pihak tertarik untuk membayar sejumlah uang tertentu.
4)      Cek mundur merupakan cek yang penggunaannya sesuai dengan jatuh tempo.
5)      Perangko.

2.      Pengawasan kas
Kas merupakan aktiva yang paling mudah dipindahtangankan sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan kas. Untuk mengamankan kas diperlukan suatu pengawasan kas secara ketat. Pengawasan terhadap kas dilakukan melalui pengawasan penerimaan dan pengawasan pengeluaran kas.
a.       Cara pengawasan penerimaan kas
1)      Adanya bagian-bagian terpisah dalam menangani penerimaan kas
2)    Setiap penerimaan kas segera di catat dalam jurnal enerimaan kas dan langsung disetor ke bank.
3) Setiap saat diadakan pemeriksan terhadap bagian-bagian yang menangani penerimaan kas.
4)      Setiap hari dibuat laporan penerimaan kas.

b.      Cara pengawasan pengeluaran kas
1)      Adanya bagian-bagian yang terpisah dalam menangani pengeluaran kas.
2)  Setiap pengeluaran kas yang jumlahnya besar sebaiknya memakai cek sedang pengeluaran yang jumlahnya kecil dibiayai dengan dana kas kecil.
3)     Setiap saat diadakan pemeriksaan bagian-bagian yang menangani pengeluaran kas.
4)      Setiap saat dibuat laporan pengeluaran kas.

c.       Pemeriksaan kas
Pemeriksaan intern terhadap kas yang dilakukan secara tiba-tiba merupakan bagian dari sistem pengawasan kas. Pemeriksaan kas dilakukan dengan cara berikut.
1)   Mengadakan verifikasi terhadap catatan-catatan dan cek-cek yang terkait dengan pengelolaan ke dalam periode tertentu.
2)      Mengadakan pemeriksaan kas secara fisik dengan cara menghitung uang tunai dan surat-surat mempunyai sifat seperti kas.
3)  Bagi perusahaan yang menyetor semua uang yang diterima ke bank dan semua pengeluaran menggunakan cek, saldo kas menurut catatan perusahaan harus sama dengan saldo kas menurut laporan dari bank.

d.      Perhitungan kas
Pemeriksaan fisik kas dilakukan oleh petugas yang tidak terkait dengan tugas pengelolaan kas. Uang tunai dan benda-benda yang tergolong dalam kas dihitung dan dilaporkan secara rinci mengenai jenis dan nilainya.
Saldo kas dapat dihitung sebagai berikut :
            Saldo kas awal periode                                   Rp…………………….
            Penerimaan kas dalam satu periode                Rp……………………. +
                                                                                    Rp…………………….
            Pengeluaran kas dalam satu periode               Rp……………………. -
            Saldo kas akhir periode                                   Rp…………………....

3.      Prosedur Penerimaan Kas  Bank
Umumnya perusahaan yang berskala besar memisahkan antara rekening penerimaan dan pengeluran kas dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan dan mempermudah rekonsiliasi tiap bulannya. Ada 2 jenis transaksi penerimaan ka bank, yaitu :
a.       Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui cash register yang ditempatkan pada loket kasir, sehingga terbaca oleh pembeli. Prosedur penerimaan kas yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1)      Setelah menerima uang dari pembeli, kasir mencatat penerimaan ini ke cash register secara periodik, kemudian menyerahkan daftar cash register kebagian akuntansi.
2)      Setelah bagian akuntansi menerima rekapitulasi daftar cash register dari kasir, kemudian melakukan rekonsiliasi antara bukti setor bank dengan rekapitulasi cash register. Selanjutnya melakukan posting ke rekening buku besar yang bersangkutan.
3)      Bagian audit memeriksa nomor unit dokumen berdasarkan tembusan faktur penjualan tunai setelah seluruh dokumen lengkap. Selanjutnya bagian ini membuat rekonsiliasi faktur penjualan tunai, bukti setor bank serta laporan bank tunai, kemudian membuat laporan rekonsiliasi bank setiap bulan.

b.      Penerimaan Kas dari Piutang
Prosedur penerimaan kas dari piutang adalah sebagai berikut :
1)    Bagian penagihan menghubungi pelanggan pada saat faktur penjualan jatuh tempo. Setelah menerima pelunasan piutang, bagian ini menyerahkan uang tunai atau cek ke bagian kasir. Selanjutnya mem-posting ke buku besar pembantu piutang yang bersangkutan.
2)   Kasir mencatat ke daftar penerimaan kas, selanjutnya menyetorkan uang ke bank dengan membuat buku setor bank sebanyak tiga lembar.
3)   Bagian akuntansi mencocokkan bukti setor bank dan bukti bank masuk, selanjutnya mencatat ke jurnal penerimaan kas, kemudian mem-posting rekapitulasi jurnal tersebut ke rekening buku besar yang bersangkutan.
4) Setelah semua dokumen yang berkaitan terkumpul, bagian audit mencocokkan daftar penerimaan kas, bukti setor bank dengan laporan bank, kemudian membuat laporan rekosiliasi bank setiap bulan.

4.      Prosedur Pengeluaran Kas Bank
Prosedur pengeluaran kas bank yang dilakukan setiap bagian adalah sebagai berikut.
a.  Bagian yang meminta kas bank, mengisi cash request form (CRF) dan meminta persetujuan dari kepala bagiannya. Kemudian menyerahkan CRF ke bagian keuangan.
b.   Setelah bagian keuangan (finance department) menerima cash request form (CRF), memeriksa dana rekening bank, kemudian meminta persetujuan dari kepala bagain keuangan (head of finance department) pada lembar CRF. Selanjutnya menyiapkan bukti penarikan bank.
c.      Setelah menerima bukti penarikan bank, kasir menyiapkan bukti bank keluar sebanyak tiga lembar.
d.   Setelah mencocokkan bukti bank keluar dan bukti penarikan bank, bagian akuntansi mencatat pada jurnal bank keluar.

B.     Mengidentifikasi Mutasi Bank
Salah satu cara pengendalian kas adalah dengan membuka akun bank (bank account). Artinya pihak perusahaan membuka rekening di bank untuk menyimpan semua oenerimaan kas. Jadi pada sua perusahaan ada 2 pencatatan kas, yaitu catatan kas menurut perusahaan dan catatan kas menurut bank.
1.      Saldo awal kas bank
Dalam membuka rekening bank, perusahaan (nasabah) harus menyetorkan sejumlah uang minimum yang harus disimpan di rekening sebagai saldo kompensasi (compensating balance). Masing-masing bank menentukan jumlah kas minimum berbeda-beda yang harus disimpan perusahaan (nasabah).
2.      Bukti transaksi kas bank
Formulir-formulir yang digunakan perusahaan dalam melakukan transaksi di bank antrara lain sebagai berikut.
a.       Bukti penerimaan kas bank
Bank biasanya telah menyediakan formulir yang digunakan pada saat seseorang menyetor ke rekening di bank. Formulir ini biasanya disebut dengan bukti setoran. Bukti ini biasanya rangkap dua, lembar pertama disimpan di bank, sedangkan lembar kedua untuk bukti penyetor. Pada perusahaan pun telah menyiapkan bukti kas bank masuk untuk kepentingan pencatatan intern.
b.      Bukti pengeluaran kas bank
Ada dua bukti pengeluaran kas bank, yaitu bukti kas bank keluar dan cek. Cek umumnya dipakai untuk setiap pengeluaran yang jumlahnya besar.
c.       Formulir permintaan kas (cash request form)
Bukti ini digunakan oleh bagian yang meminta pengeluaran kas untuk bagian keuangan.
d.      Cek
Cek merupakan dokumen yang berisi perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang atau perusahaan yang tertera di formulir cek tersebut. Dalam cek terdapat tiga pihak yang terlibat yaitu pihak yang mendatangani cek, pihak penerima dan pihak yang harus melakukan pembayaran.
e.       Bilyet giro
Dokumemn ini merupakan perintah kepada bank untuk pemindahan rekening dari pihak yang menandatangani (pembuat) kepada rekening penerima. Ketika bilyet giro dicairkan pada saat jatuh tempo maka rekening nasabah akan didebetkan.
C.     Membukukan Mutasi Kas Bank
1.      Dokumen Mutasi Kas Bank
Mutasi kas bank dibagi menjadi dua, yaitu dokumen penerimaan kas dan dokumen pengeluaran kas.
a.       Dokumen penerimaan kas
Dokumen yang terkait dalam penerimaan kas adalah sebagai berikut.
1)      Faktur (nota) penjualan tunai.
2)      Daftar surat pelunasan piutang dari debitur.
3)      Memo dari bank atas penerimaan piutang melalui transfer.
4)      Bukti setor ke bank, untuk mengecek dana yang disetorkan ke bank.
5)      Bukti penerimaan kas yang dibuat perusahaan.
b.      Dokumen pengeluaran kas
Dokumen yang terkait dalam pengeluaran kas adalah sebagai berikut.
1)      Bukti pengeluaran kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan.
2)      Faktur (nota) pembelian tunai.
3)      Bukti penerimaan barang.
4)      Bukti pengeluaran kas kecil.
5)      Faktur pembelian kredit, sebagai bukti pendukung pembayaran utang.

2.      Pencatatan Mutasi Kas Bank
Mutasi kas bank dicatat dalam jurnal penerimaan kas bank untuk penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas untuk semua jenis transaksi pengeluaran kas.  Contoh format penerimaan kas bank dan pengeluaran kas bank.
Format jurnal penerimaan kas bank


Nama perusahaan …
Jurnal Penerimaan Kas Bank
Bulan … Tahun …
Tanggal
Keterangan
No. Bukti Kas Masuk
Debet
Kredit
Setoran ke bank
Potongan Penjualan
Kas
Serba-serbi
Piutang dagang
Penjualan
No. Bukti Setoran
Jumlah











Format jurnal pengeluaran kas bank




Nama perusahaan …
Jurnal Pengeluaran Kas Bank
Bulan … Tahun …
Tanggal
No. Bukti Kas keluar
Dibayarkan Kepada
No cek
Debet
Kredit
Utang dagang
Pembelian
Serba-serbi
Potongan pembelian
Kas










3.      Pencatatan Selisih Kas
Selisih kas merupakan perbedaan yang terjadi antara jumlah kas menurut perhitungan fisik dengan catatan kas yang ada pada rekening bank maupun catatan buku besar kas pada perusahaan. Terjadinya selisih kas dapat disebabkan karena :
1)      Kehilangan akibat kekeliruan saat transaksi penjualan tunai, misalnya kekeliruan saat melakukan pengembalian uang kepada pelanggan.
2)      Kesalahan mencatat yang dilakukan baik pada saat melakukan penerimaan kas maupun pengeluaran kas yang kemudian baru diketahui adanya selisih setelah dilakukan pencocokan pada saldo kas perusahaan maupun pada bank. Apabila kas menurut perhitungan fisik lebih besar dibandingkan menurut perhitungan fisik lebih kecil dibandingkan menurut catatan buku besar kas disebut selisih kas berkurang (cash shortage).

D.    Menyusun Rekonsiliasi Bank
Apabila semua transaksi yang berkaitan dengan kas dicatat oleh perusahaan dan bank, maka saldo kas menurut catatan perusahaan harus selalu sama dengan saldo kas dalam rekening Koran bank. Kadangkala saldo kas menurut catatan perusahaan pada tanggal tertentu tidak sama dengan saldo kas yang tercatat dalam rekening Koran. Oleh karena itu, untuk menetapkan saldo kas yang benar, perlu dibuat rekonsiliasi bank. Berikut merupakan transaksi-transaksi yang menyebabkan ketidaksamaan antara saldo kas menurut catatan perusahaan dengan saldo kas menurut rkening Koran.
·         Setoran dalam perjalanan (deposit in transit), merupakan adannya transaksi yang sudah dicatat perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank.
·         Cek dalam peredaran (outstanding check), adalah cek yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tetapi belum diuangkan oleh pemegangnya ke bank.
·         Adanya transaksi yang telah dicatat oleh bank tetapi belu dicatat oleh perusahaan.
·         Adanya kesalahan pencatatan yang baik dilakukan oleh bank maupun oleh perusahaan.
·         Cek kosong, yaitu cek yang tidak cukup dana yaitu cek yang ditolak bank karena tidak cukup dana atau dananya tidak ada (non-sufficient fund).
Bentuk-bentuk rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut.
a.  Rekonsiliasi saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan kea rah saldo yang sebenarnya.
b.      Rekonsiliasi saldo bank kea rah saldo menurut catatan perusahaan.
c.       Rekonsiliasi bank empat kolom.










Referensi : Modul Akuntansi 2A











Referensi : Modul Akuntansi 2A










Referensi : Modul Akuntansi 2A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar