MENGELOLA KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
A.
Menyiapkan
Pengelolaan Kartu Persediaan Bahan Baku
Bahan
baku memegang peranan penting dalam proses produksi, karena berlangsung
tidaknya proses produksi bergantung pada ketersediaan bahan baku. Oleh karena
iti pengelolaan kartu persediaan bahan baku sangat mutlak diperlukan untuk
menunjang proses produksi suatu perusahaan.
1.
Pengertian
Bahan Baku
Bahan
baku adalah bahan/material dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk
menghasilkan suatu produk.
2. Pengelompokkan
Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Bahan baku langsung, yaitu semua bahan
yang membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari barang jadi dan
dapat langsung diperhitungkan dalam harga pokok produk.
b. Bahan baku tidak langsung/bahan penolong, bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan prouk dan penggunaannya relative kecil.
b. Bahan baku tidak langsung/bahan penolong, bahan-bahan yang dipergunakan dalam pembuatan prouk dan penggunaannya relative kecil.
3.
Kartu
Persediaan Bahan Baku
Pengelolaan bahan baku harus mendapat
perhatian demi berlangsungnya proses produksi. Agar pengelolaan bahan baku
terkontrol, digunakan kartu persesiaan bahan baku. Kartu persediaan bahan baku
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat perubahan-perubahan persediaan dari
setia jenis bahan yang dimiliki perusahaan. Kartu ini mempunyai bebrapa fungsi,
antara lain :
a.
Sebagai alat bantu untuk memelihara
kuantitas persediaan bahan baku yang benar.
b.
Memuat data mutasi bahan dalam waktu
berjalan dan saldo akhir dalam kuantitas harganya.
c.
Membantu bagian akuntansi dalam pentuan
harga pokok dan harga penjualan barang jadi.
Bentuk
kartu persediaan barang baku dapat dibuat sebagai berikut.
PT ………………
……………………
……………………
KARTU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Nama bahan baku : Nomor kartu :
Tanggal
|
Keterangan
|
Persediaan
masuk
|
Persediaan
keluar
|
Saldo
|
||||||
Unit
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
Unit
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
Unit
|
Harga
(Rp)
|
Jumlah
(Rp)
|
||
Satuan : Nomor barang :
Bagian
gudang
(…………….)
4. Dokumen Pengelolaan Bahan Baku
Dalam
pengelolaan bahan baku diperlukan dokumen pencatatan yang memadai agar
pengendalian intern pada pengelolaan bahan baku dapat dicapai dengan baik.
Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam pengelolaan bahan baku, antara lain :
- Formulir permintaan pembelian.
Dokumen ini dibuat oleh bagian yang memerlukan bahan baku (bagian prouksi atau gudang),
agar bagian pembelian melakukan pembelian bahan baku.
- Formulir permintaan pembelian.
Dokumen ini dibuat oleh bagian yang memerlukan bahan baku (bagian prouksi atau gudang),
agar bagian pembelian melakukan pembelian bahan baku.
- Order
pembelian. '
Dokumen ini dibuat oleh bagian pembelian untuk melakukan pemesanan kepada pemasok
setelah mendafatkan formulir permintaan pembelian dari gudang/bagian produksi.
- Laporan penerimaan barang.
Dokumen ini dibuat oleh bagian penerimaan barang/gudang yang meninformasikan bahwa
barang yang dipesan telah diterima sesuai dengan surat order pembelian.
- Kartu persediaan bahan baku.
Dokumen ini dibuat oleh bagian pembelian untuk melakukan pemesanan kepada pemasok
setelah mendafatkan formulir permintaan pembelian dari gudang/bagian produksi.
- Laporan penerimaan barang.
Dokumen ini dibuat oleh bagian penerimaan barang/gudang yang meninformasikan bahwa
barang yang dipesan telah diterima sesuai dengan surat order pembelian.
- Kartu persediaan bahan baku.
5. Prosedur Pengelolaan Bahan Baku
Prosedur
pengelolaan bahan baku meliputi prosedur penerimaan bahan baku dan pengelolaan
bahan baku.
a. Penerimaan
Bahan Baku
Bagian-bagian
yang terkait dengan prosedur penerimaan bahan baku, antara lain :
1. Bagian Produksi
Bagian produksi
meminta bahan baku kebagian penerimaan dan penyimpanan atau bagian gudang.
Kadangkala bagian penerimaan dan penyimpanan yang akan melakukan permintaan
pembelian kepada tagihan gudang apabila jumlah bahan baku telah mencapai batas
minimum. Batas minimum adalah batas terendah bahan yang tersisa di dalam gudang
dan merupakan petunjuk untuk memulai pesanan agar tidak kehabisan persediaan.
Apabila persediaan telah mencapai titik minimal, maka bagian gudang harus
segera meninformasikan daftar bahan baku tersebut ke bagian pembelian dengan
menggunakan formulir permintaan pembelian.
2. Bagian Gudang
· Bagian gudang membuat atau mengisi
formulir permintaan pembelian bahan baku kepada bagian pembelian berdasarkan
permintaan pembelian bahan baku dari bagian produksi.
· Setelah bahan baku diterima dari
pemasok, bahan baku diperiksa kuantitas dan kualitasnya, kemudian dicocokkan dengan
informasi yang terdapat dalam order pembelian. Dokumen yang diperlukan adalah
surat jalan dari pemasok dan surat order pembelian.
3. Bagian Pembelian
Bagian pembelian
menindaklanjuti permintaan pembelian dari bagian penerimaan
dan penyimpanan atau bagian gudang dengan mengeluarkan order pembelian.
dan penyimpanan atau bagian gudang dengan mengeluarkan order pembelian.
b.
Pengeluaran
Bahan Baku
Pengeluaran
bahan baku merupakan pemakaian bahan baku oleh bagian produksi dalam
rangka proses produksi. Berikut ini adalah prosedur pemakaian bahan baku.
rangka proses produksi. Berikut ini adalah prosedur pemakaian bahan baku.
1. Bagian produksi akan mengisi formulir
permintaan bahan baku, yang selanjutnya diberikan ke bagian penerimaan dan
penyimpanan. Formulir permintaan bahan baku berisi antara lain :
a.
Nomor pesanan dan bagian yang meminta
barang (bagian pemakai)
b.
Jumlah dan keterangan bahan baku yang
diperlukan
c.
Harga per unit dan total bahan baku yang
diperlukan/dikeluarkan.
2. Bagian penerimaan dan penyimpanan akan
memberikan bahan baku sesuai dengan informasi yang tercantum dalam formulir
permintaan bahan tersebut.
3.
Bagian gudang akan mencatat pemakaian
bahan baku ini ke dalam kartu persediaan bahan baku yang bersangkutan.
Berikut ini adalah salah satu contoh bentuk formulir
permintaan bahan baku.
PT ………………..
……………………..
FORMULIR
PERMINTAAN BAHAN BAKU
Nomor :
No. Kode Persediaan : Tanggal :
Nama
Barang
|
No.
Kode
|
Jumlah
Barang
|
Bagian
Pemakai/
No.
Pesanan
|
Diisi
bagian akuntansi
|
|||
Diminta
|
Diserahkan
|
Satuan
|
Harga
Satuan
|
Jumlah
|
|||
Diminta
( )
|
Disetujui
( )
|
Mengetahui
Bagian Gudang
(
)
|
Diserahkan
( )
|
Diterima
( )
|
Dibukukan
( )
|
6. Kebijakan Persediaan
Persediaan
merupakan investasi yang harus dikendalikan dengan baik. Oleh karena itu,
diperlukan kebijakan persediaan yang baik dan terencana. Adapun tujuan dari
kebijakan persediaan adalah mencari titik optimal pengadaan persediaan.
Kebijakan persediaan harus mampu menjawab pertanyaan mendasar, yaitu berapa
unit yang harus dipesan dan kapan harus dilakukan pemesanan.
Focus utama
kebijakan persediaan (pengendalian investasi dalam persediaan), antara lain :
· Pimpinan harus memutuskan besarnya
kebutuhan modal kerja untuk mendapatkan persediaan.
· Menentukan dan mempertahankan tingkat
persediaan yang memadai.
· Perencanaan dan pengendalian persediaan
yang memadai.
B.
Mengidentifikasi
Data Mutasi Persediaan Bahan Baku
Setiap jenis mutasi persediaan bahan
baku dicatat dalam kartu persediaan bahan baku.
Dengan pencatatan ini, Anda dengan mudah akan memperoleh informasi saldo persediaan
bahan baku. Mutasi persediaan bahan baku dapat berupa pembelian dan pemakaian bahan baku.
Dengan pencatatan ini, Anda dengan mudah akan memperoleh informasi saldo persediaan
bahan baku. Mutasi persediaan bahan baku dapat berupa pembelian dan pemakaian bahan baku.
1.
Pembelian
Bahan Baku
Bagian pembelian
akan melakukan pembelian apabila ada permintaan pembelian bahan baku dari
bagian yang membutuhkan, dapat berasal dari bagian gudang atau bagian produksi.
Permintaan pembelian oleh bagian gudang dilakukan apabila persediaan bahan baku
yang digunakan untuk proses produksi telah mencapai batas minimum. Untuk itu,
harus dilakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi kekurangan bahan baku
selama proses produksi.
2.
Pemakaian
Bahan Baku
Bahan baku
dikeluarkan dari gudang sesuai surat permintaan bahan baku oleh bagian
produksi. Semua mutasi persediaan bahan baku harus dicatat dalam kartu
persediaan bahan baku, sehingga dapat dengan mudah diidentifikasi penyebab
bertambahnya maupun berkurangnya persediaan bahan baku.
C.
Membukukan
Data Persediaan Bahan Baku Ke Kartu Persediaan Bahan Baku
1.
Prosedur
permintaan dan pengeluaran bahan baku
Proses
permintaan dan pengeluaran persediaan bahan baku dimulai dari bagian produksi
yang melakukan permintaan bahan baku kepada bagian gudang. Bagian gudang
kemudian menyiapkan bahan baku yang diperlukan tersebut. Dokumen yang diperlukan
dalam proses mutasi tersebut, antara lain :
a.
Formulir permintaan bahan baku sebanyak
tiga rangkap yang masing-masing diserahkan kepada bagian gudang, bagian
akuntansi khususnya persediaan untuk dilakukan perhitungan harga pokok
persediaan bahan baku dan sebagai arsip bagian produksi.
b.
Kartu persediaan bahan baku, pada bagian
gudang untuk dilakukan pencatatan terhadap mutasi persediaan bahan baku.
2.
Pencatatan
mutasi bahan baku
Seperti halnya
sistem pencatatan mutasi persediaan barang dagang, mutasi persediaan bahan baku
dapat dicatat dengan menggunakan dua metode, yaitu perpetual dan fisik.
Penerapan kedua metode tersebut berpengaruh terhadap penentuan harga pokok
bahan baku. Dalam metode fisik, pencatatan hanya dilakukan apabila terjadi
pembelian, sementara pada metode perpetual dilakukan pencatatan secara teru
menerus setiap terjadinya mutasi persediaan
bahan baku. Sehingga, pencatatan mutasi persediaan bahan baku yang umum
dipakai adalah secara perpetual.
Dalam pencatatan
menggunakan metode perpetual ini, terdapat 3 cara yaitu :
1.
Metode FIFO (first in first out)/ MPKP (masuk pertama keluar pertama)
Dalam metode
ini, penetapan harga pokok bahan baku untuk penentuan biaya produksi
menggunakan asumsi bahwa harga pokok satuan bahan baku yang pertama masuk
gudang adalah yang pertama kali dipakai dalam proses produksi,
2.
Metode LIFO (last in first out)/ MTKP (masuk terakhir keluar pertama)
Dalam metode
ini, penetapan harga pokok bahan baku yang digunakan dalam proses produksi
menggunakan asumsi bahwa harga pokok satuan bahan baku yang terakhir masuk
gudang adalah yang digunakan pertama kali dalam proses produksi.
3.
Metode rata-rata (Average)
Perhitungan harga
pokok bahan baku dalam produksi dengan menggunakan metode ini dihitung dengan
cara membagi total harga pokok bahan baku yang telah dibeli dengan jumlah
satuannya. Dengan demikian, setiap terjadi pembelian bahan baku harus dihitung
kembali harga pokok rata-rata bahan baku tersebut.
Referensi : Modul
Akuntansi 3A
mau tanya kak . kalau bahan baku penolong dicatat dimana ?
BalasHapusSaya sgt berterimakasih kpd author yg telah membantu saya (nova) dan tmn baru saya (nurul) dlm mengerjakan tugas akuntansi manufaktur. 😉😉
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya juga berterima kasih wkwk
Hapuslenjeh bgt ni anak be2
HapusHeh kalian gblh kasar ya
HapusTau nih kasar bgt si, terimakasih dong
HapusTau nih astagfirullah
HapusSaya mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya karena telah membantu saya dalam pelajaran bu ***** -dari kami barisan terbelakang.
BalasHapus