OPTIKA

Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi
(iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung
sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi
profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering
dikategorikan sebagai fotonika atau optoelektronika.
Batas-batas antara bidang ini dan "optik" sering tidak jelas, dan
istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam
berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia
nyata, bidang ilmu optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas
disiplin. Ilmu optika merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait
termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan optometri),
dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang paling lengkap tentang
perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit
untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model
sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta
mengabaikan perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada
suatu sistem.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium adalah indeks bias n bahan sebagai berikut : n = c⁄v
Optika klasik
Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya terdiri dari aplikasi elektromagnetik klasik dan pendekatan frekuensi tinggi untuk cahaya. Optik klasik terbagi menjadi dua cabang utama: optika geometris dan optika fisis.
Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk "sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat berbentuk kurva di dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan fungsi dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak, atau "instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya. Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar
ini melalui sistem optis, yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka
gelombang akan menyebar. Ini adalah penyederhanaan optik yang
signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan banyak efek optis penting
seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan ukuran struktur yang
berinteraksi dengannya. Optik geometris dapat digunakan untuk
menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya (imaging), termasuk aberasi optis.
Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan paraksial,
atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang kemudian
menjadi linear, memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam
bentuk matrik sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar paraksial, yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan posisi dan magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan perluasan dari optik paraksial yang menyediakan model lebih akurat dari radiasi koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih menggunakan pendekatan paraksial, teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan perhitungan pembesaran sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik geometris dan fisik.
Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip Huygens dan memodelkan propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem optis, termasuk amplitudo dan fase dari gelombang. Teknik ini, yang biasanya diterapkan secara numerik pada komputer, dapat menghitung efek difraksi, interferensi, polarisasi,
serta efek kompleks lain. Akan tetapi pada umumnya aproksimasi masih
digunakan, sehingga tidak secara lengkap memodelkan teori gelombang elektromagnetik dari propagasi cahaya.
Model lengkap tersebut jauh lebih menuntut komputasi, akan tetapi dapat
digunakan untuk memecahkan permasalahan kecil yang memerlukan pemecahan
lebih akurat.
Optika modern
Optika modern meliputi bidang ilmu dan rekayasa optik yang
menjadi terkenal pada abad ke 20. Bidang-bidang ilmu optik ini biasanya
berhubungan dengan elektromagnetik atau sifat kuantum dari cahaya tetapi
tidak termasuk topik lain.
Topik yang berkaitan dengan optik modern
Topik yang berkaitan dengan optik modern
|
|
Optik sehari-hari
Optik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Pelangi dan bayangan adalah contoh gejala optis. Banyak orang mendapat manfaat dari kacamata atau lensa kontak, dan optik digunakan di banyak barang konsumen termasuk kamera. Superimposisi dari struktur periodik, misalnya tisu transparan dengan struktur kisi, menghasilkan bentuk yang dikenal sebagai pola moiré. Superimposisi dari pola periodik transparan yang terdiri garis atau kurva buram paralel memproduksi pola garis moiré.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar