AKHLAK
Akhlak
(Ar.: al-akhlak, jamak dari al-khulq = kebiasaan, perangai, tabiat, dan agama).
Tingkah laku yang lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat, dan
telah menjadi kebiasaan. Kata akhlak dalam pengertian ini disebut dalam
Al-Quran dengan bentuk tunggalnya, khulq, pada firman Allah SWT yang merupakan
konsiderans pengangkatan Muhammad sebagai Rasul Allah. Dijelaskan dalam
Al-Quran sebagai berikut :
والك
لعلر حلق عطلم(المملع. ٦٨:٤)
Atrinya
“Dan
sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pengerti yang agung (QS
Al-Qalam, 68 :4)”
Beberapa
istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah (ahli bahasa arab
kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada yang buruk. Akhlak
yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan dalam arti etika yaitu
tata cara sopan santun dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antar
mereka.
Ulamah
akhlak brbeda pendapat tentang apa kah akhlak yang lahir dari manusia merupakan
hal pendidikan dan latihan ataukah pembawah sejak lahir. Sebagian mengatakan
bahwa akhlak merupakan pembawah sejak lahir orang yang bertingkah laku baik
atau buruk karena pembawanya sejak lahir. Karenanya, akhlak tidak bisa diubah
melalui pendidikan atau latihan. Pandangan ini dipegang oleh kaum jabariah,
salah satu aliran dalam teologi islam. Sebagian lain berpendapat bahwa akhlak
merupakan hasil pendidikan. Karenanya, akhlak bisa diubah melalui pendidikan,
dan itulah sebabnya mengapa Rasulullah SAW “diutus untuk menyempurnakan akhlak”
(HR. Malik). Pendapat ini dipegang oleh kebanyakan ulamah. Ibnu maskawaih,
ketika mengeritik pandangan pertama, mengatakan bahwa pandangan negatif
tersebut antara lain akan memebuat segalah bentuk normal dan bimbingan jadi tertolak,
orang jadi tunduk pada kekejaman dan kelaliman, serta nak-anak jadi liar karena
tubuh dan perkembangan tanpa nasihat dan pendidikan.
Menurut
Quraish Shihab, meskipun kedua potensi ini terdapat dalam diri manusia, ada
issyarat dalam Al-Quran bahwa manusia pada dasarnya cendrung pada kebajikan.
Didalam Al-Qurandiuraikan bahwa iblis menggoda Adam, lalu adam durhaka kepada
Tuhan. Sebelum digoda iblis, Adam tidak durhaka artinya ia tidak melakukan
sesuatu yang buruk akibat godaan itu, adam menjadi sesat, tetapi kemudian
bertobat kepada tuhan sehingga kembali kepada kesuciannya.
Ukuran
Baik dan Bururk. Ulama berbeda pendapat tentang ukuran baik dan buruk akhlak.
Mereka terbagi menjadi tiga golongan :
Golongan
pertama, Muktazilah (aliran teologi islam rasional dan liberal pada abad ke-8,
didirikan oleh wasil bin ata [80 H/699 M-131 H/748 M]), berpendapat bahwa
ukuran baik dan buruk akhlak adalah esensinya. Untuk ini mereka membagi akhlak
yang menuntut esensinya adalah buruk dan Allah SWT pasti melarangnya, seperti
besikap jujur dan adil. Ada akhlak yang menurut esensinya bisa baik dan buruk,
seperti membunuh.
Golongan
kedua. Maturidiah (aliran yang didirikan oleh abu Abu Mansur Muhammad
al-maturidi [w. 333H/944 M]) dan mashab *Hanafi, sependapatdengan golongan
Muktazilah. Hanya saja mereka, berbeda pendapat tentang tanggung jawab terhadap
akhlak tersebut. Menurut mereka, akal tidak dapat menetapkan kewajiban, yang
menetapkan kewajiban adalah syarak. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban
hanya atas dasar kesadaran etisnya yang diperoleh melalui syarak.
Golonga
ketiga, Asy’ariyah (aliran yang didirikan oleh Abu Hasan Ali bin
Ismailal-Asy-ari [260H/873 M-324 H/935 M]) dan jumlah ulamah usul fikih,
berpendapat bahwa baik dan buruk akhlak ditentukan olej syarak. Apa yang
diperintahkan adalah baik dan yang dilarangnya adalah baik dan apa yang
dilrangnnya adalah buru. Manusia akan dimintai pertanggung jawaban diperoleh
melalui syarak.
Al-Quran
meberi kebebasan kepada manusia untuk memilih bertingkah laku baik atau buruk
sesuai dengan kehendaknya. Atas dasar kehendak dan pilihannya itulah manusia
dan diminta pertanggung jawabannya diakherat atas segalah tingkah lakunya.
Allah SWT berfirman.
Artunya
:
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir."
(Q.S
Al Baqarah 2 : 286 )
Sumber
Akhlak. Akhlak orang muslim merujuk pada dua sumber utama pada ajaran islam.
Sumber pertama diterangkan oleh *Aisyah binti Abu Bakar ketika ditanya para
sahabat tentang akhlak Rasulullah SAW Aisyah berkata adalah : “Akhlak
Rasulullah SAW adalah Al-Quran”(H.R Ahmad bin Hanban). Adapun sumber kedua
adalah keteladanan yang dicontohkan oelh Rasulullah SAW kepada umatnya, sebagaimana
ditegaskan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya.
Artinya
:
Sesungguhnya
Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. : (Q.S Al-Ahzab. 33 : 21) .
Sasaran
Ahlak. Dalam Islam, secara garis besar akhlak manusia mencangkup tiga sasaran,
yaitu terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia, dab terhadap lingkungannya.
Akhlah
terhadap Allah SWT. Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap
Allah SWT bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat terpuji dan sempurna.
a) Mensucikan
Allah SWT dan memuji-nya.
b) Bertaqwa
(berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha lebih dahulu.
c) Berbaik
sangka kepada Allah SWT
Akhlak
Terhadap Sesama Manusia
a) Akhlak
terhadap Oran Tua diantaranya sebagai berikut :
1. Memelihara
keridaan orang tua
2. Berbakti
kepada orang tua
3. Memelihara
etika pergaulan kepada orang tua
b) Akhlak
terhadap kaum kerabat
Akhlak
yang paling utama terhadap kaum kerabat ialah mengadakan hubungan silaturahmi
dan berbuat ihsan (baik) terhadap mereka, seperti mencintai mereka serta turut
merasakan suka dan duka mereka. Diatara ayat-ayat yang berbicara tentang akhlak
ini ialah surah an-Nisa (4) ayat 1 dan 36, surah ar-ra’d (13) ayat 25, surah
al-israh (17) ayat 26, dan surah Muhammad (47) ayat 22. Diantara hadist Nabi
SAW yang berbicara tentang akhlak ini ialah “Barang siapa beriman kepada Allah
dan hari akhirmaka hendaklah ia mengadakana hubungan silaturrahmi” (HR.
al-Bukhari dan Muslim).
c) Akhlak
terhadap tantangan. Diantara akhlak seseorang terhadap tantangannya ialah
sebagai berikut.
1. Tidak
menyakiti tetangganya. Baik dengan perbuatan maupun denga perkataan
2. Berbuat
ihsan (kebaikan) kepada tentangga diataranya ialah melakukan *takziah ketika
tetangganya mendapatkan musibah, melakukan *tahnia ketika tetanggany mendapat
kegembiraan, menjenguknya ketika sakit, menolongnya ketika dimintai tolong.
d) Ahklah
terhadap Lingkungan. Dimaksudkan dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu
yang berada disekitar manusia, seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan
benda-benda yang tak bernyawa.
Akhlak
yang dianjurkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber daru fungsi manusia
sebagai khalifah. Khalifah menuntut adanya interaksi antara manusia dan alam.
Khalifah mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap
mahluk mencapai tujuannya. Mahluk-mahluk itu adalah umat seperti manusia juga.
Al-Quran menggambarkan : “dan tiada binatangbinatang yang ada dibumi dan
burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melaikan umat-umat (juga)
seperti kamu… ”(Q.S. 6:38). Oleh sebab itu menurut Al-Qurtubi, makluk-mahluk
itu tidak boleh diperlukan secara aniayah.
Allah
SWT menciptakan Alam ini dengan tujuan yang benar, sesuai dengan firman-Nya.
(Q.S. Al-Ahqaaf. 46:3) M. Quraish Shihab mengatakan bahwa dalam memanfaatkan
alam manusia tidak hanya dituntut untuk tidak bersikap angkuh terhadap sumber
daya yang dimilikinya, tetapi juga dituntut untuk memperhatikan apa yang
sebenarnya dikehendaki oleh Allah SWT, pemilik ala mini. Manusia ditutntu tidak
hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompok saja tetapi juga
kemaslahatan semua pihak. Dengan demikian, manusia diperintahkan bukan untuk
mencari kemenagan, tetapi keselarasan dengan alam.
Kitab
Tentang Akhlak. Disamping petunjuk tentang akhlak dalam bentuk perbuatan
seperti dikemukakan diatas, didalam islam terdapat juga petunjuk untuk memiliki
perangai seperti sabar, ramah, ikhlas, pemaaf, jujur,dan kasih sayan, serta
petunjuk untuk menghindari perangai yang buruk sepertipemarah, pendendam, dan
berdusta.
Pembahasan
tentang petunjuk-petunjuk tersebut banyak dimuat dalam kitab tasawuf dan akhlak
antara lain sebagai berikut.
1. Ar-Risalah
Al-Qusyairiyyah (risalah karya Qusyairi). Karya Abu Qasim Abdul Karim bin Hawazin
bin Abdul Malik bin Talha bin Muhammad Al-Qusyairi (376 H/986 M-465 H/1074 M).
kitab ini membahas antara lain tingkah laku, prinsif dan sifat sufi, serta kode
etika para pelajar.
2. Ihya
Ulum Ad-Din (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama), karya Imam al-gazali. Kitab
yang terdiri atas 4 jilid ini dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama mengupas
masalah ibadah dengan segala rahasianya. Bagian kedua membahas masalah adat dan
muamalah. Bagian ketiga menyajikan hal-hal yang dapat merusak diri, termasuk
akhlak-akhlak tercela.
3. Al-Azkar
(Zikir-zikir), karya imam an-Nawawi, kitab ini berkumpulan hadist dan doa
tentang aktivitas sehari-hari, latihan rohani, etika umum, dan lain-lain yang
mempererat hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya.
4. Al-Akhlaq
al-Islamiyyah wa Ususuha (Akhlak Islamdan dasar-dasarnya). Karya Ayekh
Abdurrahman Hasan Habnakah al-Maidani (ahli ilmu akhlak konteporer asal
Suriah). Materinya antara lain dasarnya akhlak yang digalidari Al-Quran dan
hadis petunjuk praktis penerapan akhlak, dan pendidikan akhlak.
Sumber :
http://syarifsatu.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar