FLORA DAN FAUNA DARI SEGI
BAHASA
- Flora & Fauna di Indonesia

Arti Fauna – Sedangkan fauna jika dilihat dari segi
bahasa juga berasal dari bahasa latin, dan bisa di artikan sebagai alam
hewan yang menyakup segala jenis dan macam hewan serta kehidupannya yang
berada di wilayah dan masa tertentu. Flora, fauna dan kehidupan lainnya
seperti fungi yang hidup bersama dalam wilayah dan waktu yang sama bisa
di sebut dengan Biota. Sama halnya dengan flora, fauna juga sering di
tulis dengan imbuhan nama geografis di belakangnya. Misalnya saja, alam
hewan peralihan, alam hewan Asia, atau alam hewan Australia.
Jenis
dan Persebaran Flora dan Fauna
Pola
persebaran fauna di Indonesia sama dengan pola persebaran tumbuhan, yaitu di
bagian Barat, faunanya mempunyai kemiripan dengan fauna Asia, di bagian Timur
faunanya mirip dengan fauna di Australia, dan diantara kedua daerah tadi,
faunanya merupakan fauna daerah peralihan. Hal tersebut dimungkinkan karena
pada zaman es Indonesia pernah menyatu dengan Asia dan Australia. Pada masa itu
Indonesia menjadi jembatan persebaran hewan dari Asia dan Australia.
Sejarah
terbentuknya daratan di Indonesia berawal pada zaman es. Pada awal zaman es
tersebut, suhu permukaan bumi turun sehingga permukaan air laut menjadi turun.
Pada masa itu, wilayah Indonesia bagian Barat yang disebut juga Dataran Sunda
masih menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian Timur yang disebut
juga Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran
Sahul juga masih berupa daratan belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan
tersebut menyebabkan keanekaan flora dan fauna di Indonesia bagian Barat
seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan
dengan flora di Benua Asia.
Begitu
pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya dan
pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan fauna
di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung
persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu
permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan
air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah dari
Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah dari
Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan terpisah
dari Semenanjung Malaka.
- Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Keanekaragaman Flora dan Fauna di Indonesia
Keanekaragaman
flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim
tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat
tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Kita tentu tidak pernah melihat pohon
Meranti atau Anggrek tropik pada daerah dingin di daerah tundra. Dukungan
kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa faktor-faktor
fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik
(abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan
ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan.
a.
Iklim
Faktor
iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat
besar pengaruhnya terhadap kehidupan setiap mahluk di dunia. Faktor suhu udara
berpengaruh terhadap berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar
matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan hijau untuk proses fotosintesa.
Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik tumbuhan.
Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. Faktor iklim yang
berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga
berbeda.. Tanaman di daerah tropis, banyak jenisnya, subur dan selalu hijau
sepanjang tahun karena bermodalkan curah hujan yang tinggi dan cukup sinar
matahari.
b.
Tanah
Tanah
banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan bagi pertumbuhan flora di
dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Keadaan
struktur tanah berpengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam tanah sehingga
memungkinkan akar tanaman dapat bernafas dengan baik. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam tanah. Komposisi tanah umumnya
terdiri dari bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara
dan air (0-9%). Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya faktor tanah bagi
pertumbuhan tanaman. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan jenis dan
keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah. Contohnya di Nusa
Tenggara jenis hutannya adalah Sabana karena tanahnya yang kurang subur.
c.
Air
Air
mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat
melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah.
Adanya air tergantung dari curah hujan dan curah hujan sangat tergantung dari
iklim di daerah yang bersangkutan. Jenis flora di suatu wilayah sangat
berpengaruh pada banyaknya curah hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah
yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan
dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.
d.
Tinggi rendahnya permukaan bumi
Faktor
ketinggian permukaan bumi umumnya dilihat dari ketinggiannya dari permukaan
laut (elevasi). Misalnya ketinggian tempat 1500 m berarti tempat tersebut
berada pada 1500 m di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu daerah semakin
dingin suhu di daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah
berarti suhu udara di daerah tersebut lebih panas. Setiap naik 100 meter suhu
udara rata-rata turun sekitar 0,5 derajat Celcius. Jadi semakin rendah suatu
daerah semakin panas daerah tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi suatu
daerah semakin dingin daerah tersebut. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi
besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran tumbuhan. Daerah yang suhu
udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada
daerah yang suhunya panas dan kering.
e.
Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan
Manusia
mampu mengubah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah
hutan diubah menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan
melakukan penebangan, reboisasi,.atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan
tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau
perburuan binatang. Hal ini menunjukan bahwa faktor manusia berpengaruh
terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Selain itu faktor hewan juga
memiliki peranan terhadap penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam
proses penyerbukan, kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji
tumbuhan. Peranan faktor tumbuh-tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah
yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya. Contohnya bakteri saprophit merupakan jenis
tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat
menyuburkkan tanah.
- Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman
hayati di Indonesia ada 3 yaitu:
1.
keaneka ragaman ekosisitem
2.
keaneka ragaman jenis dan
3.
keaneka ragaman genetik.
- Manfaat Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman
hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya antara lain
adalah:
1.
Merupakan sumber kehidupan, penghidupan
dan kelangsungan hidup bagi umat manusia, karena potensial sebagai sumber
pangan, papan, sandang, obat-obatan serta kebutuhan hidup yang lain
2.
Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan
tehnologi
3.
Mengembangkan sosial budaya umat manusia
4.
Membangkitkan nuansa keindahan yang
merefleksikan penciptanya.
- Penyebaran Sumber daya Hayati di Indonesia
Dipandang
dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan.
Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia
dan Australia, serta terletak di katulistiwa. Dengan posisi seperti ini
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman
hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan luas wilayah 1,3% dari seluruh luas
muka bumi memiliki 10% flora berbunga dunia, 12% mamalia dunia, 17% jenis
burung dunia, dan 25% jenis ikan dunia.
Penyebaran
tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia, yang juga meliputi
Filipina, Malaysia dan Papua Nugini. Kawasan ini ditentukan berdasarkan
persebaran marga tumbuhan yang ditandai oleh 3 simpul demarkasi yaitu :
1. Simpul selat Torres menunjukkan bahwa
644 marga tumbuhan Irian Jaya tidak bisa menyeberang ke Australia dan 340 marga
tumbuhan Australia tidak dijumpai di Irian Jaya.
2. Tanah genting Kra di Semenanjung Malaya
merupakan batas penyebaran flora Malesia di Thailand. Demarkasi ini menyebabkan
adanya 200 marga tumbuhan Thailand yang tidak dapat menyebar ke kawasan
Malesia, dan 375 marga Malesia tidak dijumpai di Thailand.
3. Simpul di sebelah selatan Taiwan menjadi
penghalang antara flora Malesia dan Flora Taiwan. Adanya demarkasi ini
menyebabkan 40% marga flora Malesia tidak terdapat di luar kawasan Malesia dan
flora Malesia lebih banyak mengandung unsur Asia dibanding unsur Australia.
Pecahnya benua selatan Gendawa pada 140 juta tahun yang lalu menjadi paparan
sunda (berasal dari benua utara laurasia) dan paparan Sahul (berasal dari
Gondawa) menyebabkan penyebaran tumbuhan yang terpusat di paparan Sunda seperti
jenis durian, rotan, tusam dan artocarpus.
Pola
penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan Oriental di
sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah Timur. Kedua kawasan
ini sangat berbeda. Namun demikian karena Indonesia terdiri dari deretan pulau
yang sangat berdekatan, maka migrasi fauna antarpulau memberi peluang
bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan tersebut. Percampuran ini
mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan Australia..
Memperhatikan
sifat hewan di Indonesia Wallace membagi kawasan penyebaran fauna menjadi 2
kelompok besar yaitu fauna bagian barat Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura,
Kalimantan) dan Fauna bagian timur yaitu Sulawesi dan pulau di sebelah timumya.
Dua kelompok fauna ini mempunyai ciri yang berbeda dan dipiahkan ole garis
Wallace (garis antara Kalimantan dan Sulawesi, berlanjut antara Bali dan
Lombok).
Hamparan
kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang tidak termasuk
kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan Australia adalah Garis
Lydekker yang mengikuti batas paparan Sahul. Dengan demikian ada daerah
transisi yang dibatasi Garis Wallace di sebelah Barat dan garis Lydekker di
sebelah timur. Di antara kedua garis ini terdapat garis keseimbangan fauna yang
dinamakan garis Weber. Karena peluang pencampuran unsur fauna di daerah ini
sangat besar, akibatnya di daerah transisi ini terdapat unsur - unsur campuran
antara barat dan timur. Daerah transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi
geografis seperti ini mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia sangat kaya
baik dalam jenis maupun jumlahnya.
- Keanekaragaman Jenis
Indonesia
memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok utama
makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis;
Reptil 2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis;
serangga 250000 jenis. Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut
7500 jenis; Ganggang 7800 jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru
300 jenis. (Sastra pradja, 1989). Beberapa pulau di Indonesia memiliki spesies
endemik, terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di pulau Mentawai.
Indonesia memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.
- Keanekaragaman Genetik
Keaneka
ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu jenis.
Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya.
Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh
populasi yang ada.
Dengan
kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu di Ambon
mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah jenis durian liar
yang tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa
Kalimantan adalah pusat keanekaragaman genetik durian. Dengan teknik budi daya
semakin banyak jenis tumbuhan hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung,
ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak pondoh, dan lain-lain.
Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan piaraan.
Ternak penghasil pangan yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu
sapi biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas
yaitu ayam, itik , entok, angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan piaraan
yang lain seperti cucak rowo, ayam bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman
genetik hewan ini tidak semuanya berasal dari negeri sendiri. Namun demikian
melalui proses persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak khasanah
keanekaragaman genetik di Indonesia.
- Persebaran Flora & Fauna / Hewan & Tumbuhan Di Indonesia
Indonesia
meliliki keanekaragaman flora dan fauna baik di Indonesia bagian barat, tengah
dan timur akibat pengaruh keadaan alam, rintangan alam dan pergerakan hewan di
alam bebas. Ketiga wilayah di Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas
keragaman binatang dan tanaman yang ada di alam bebas.
Alfred
Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang mengelompokkan
tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1.
Fauna Asiatis
Wilayah
= Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan
selat lombok)
Hewan
= badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.
2.
Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah
= Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan
= Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.
3.
Fauna Australis
Wilayah
= Indonesia bagian timur (papua)
Binatang
= Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.
Kondisi
flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1.
Tinggi rendah dari permukaan laut
2.
Jenis tanah
3.
Jenis hutan
4.
Iklim
5.
Pengaruh manusia, dan lain-lain
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar